tentang film XXX
penasaran tentang kepuasan apa sih yang didapatkan oleh orang-orang yang menonton film XXX rating, kebetulan seorang teman bersedia meminjamkan VCD-nya. maunya sih membungkus dengan cerita, tapi yang ada cerita cuma hiasan saja. >80% isi film hanyalah adegan-adegan hardcore yang menampilkan sex intercourse dengan berbagai macam foreplay dan posisi. kok lama-lama jadi memuakkan dan justru tak menarik lagi bagiku. tak ada satupun manfaat dan kepuasan yang kudapat dari film semacam itu kecuali gambar-gambar menjijikkan, manalagi gak habis pikir kalau mereka yg suka nonton itu memutar dari awal sampai akhir yang memakan durasi 2 jam (untungnya daku menonton dengan mem-forward adegan demi adegan sehingga tak lebih dari 10 menit saja), bayangkan betapa banyak waktu terbuang untuk hal yang tidak manfaat???
terus terang, film XXX rated memang macam candu buat orang-orang yang ketagihan tapi "tak mampu", begitu rendahnya kepercayaan diri mereka sehingga harus menonton blue film, berkali-kali bahkan setiap kesempatan. kok, tahu sih? ya begitulah menurut rubrik pertanyaan seksologi di media-media yang ada (misal klinikpria.com), bahkan sampai ke syariahonline pun ditanyakan juga tentang hukum syariahnya menonton blue film.
sex adalah naluri yang diberikan oleh Tuhan, dan naluri (insting) dapat bergerak begitu saja menurut ketentuan Tuhan tanpa harus dipelajari, siapakah yang mengajarkan sex kepada binatang? apakah mereka belajar dari orang tua mereka atau dari hewan lain? menurut kitab suci, apapun yang dilakukan oleh hewan adalah sesuatu yang telah diilhamkan oleh Tuhan kepada mereka. Nah, bagaimana dengan manusia?
seharusnya sex manusia juga naluri alamiah, dan yang perlu dipelajari oleh manusia saya kira bukanlah dengan menonton adegan syuur, tetapi justru dengan mengetahui fungsi organ dan fungsionalitasnya agar melahirkan generasi yang berkualitas secara iman, akal dan fisik. kembalikan saja kepada kitab suci, apa yang telah dikabarkan oleh Allah dan nabi-Nya itulah yang menjadi tuntunan sex yang baik dan berkualitas tentu saja.
terus terang, film XXX rated memang macam candu buat orang-orang yang ketagihan tapi "tak mampu", begitu rendahnya kepercayaan diri mereka sehingga harus menonton blue film, berkali-kali bahkan setiap kesempatan. kok, tahu sih? ya begitulah menurut rubrik pertanyaan seksologi di media-media yang ada (misal klinikpria.com), bahkan sampai ke syariahonline pun ditanyakan juga tentang hukum syariahnya menonton blue film.
sex adalah naluri yang diberikan oleh Tuhan, dan naluri (insting) dapat bergerak begitu saja menurut ketentuan Tuhan tanpa harus dipelajari, siapakah yang mengajarkan sex kepada binatang? apakah mereka belajar dari orang tua mereka atau dari hewan lain? menurut kitab suci, apapun yang dilakukan oleh hewan adalah sesuatu yang telah diilhamkan oleh Tuhan kepada mereka. Nah, bagaimana dengan manusia?
seharusnya sex manusia juga naluri alamiah, dan yang perlu dipelajari oleh manusia saya kira bukanlah dengan menonton adegan syuur, tetapi justru dengan mengetahui fungsi organ dan fungsionalitasnya agar melahirkan generasi yang berkualitas secara iman, akal dan fisik. kembalikan saja kepada kitab suci, apa yang telah dikabarkan oleh Allah dan nabi-Nya itulah yang menjadi tuntunan sex yang baik dan berkualitas tentu saja.