[lessons] siapa yang peduli...
Pagi ini dalam perjalanan ke kantor, di bilangan cilandak-ampera, tertangkap oleh mataku seseorang yang berjongkok di atas genangan air (Hujan semalam telah menggenangi beberapa wilayah di Jakarta). Lelaki itu mengenakan pakaian seadanya, tangan kirinya menopang badannya yang membungkuk ke arah genangan air itu lalu … ah… ia menjulurkan leher dan mulutnya kemudian meminum airnya seperti binatang. Astaghfirullah…
Masih pagi ini, di jalur busway yang sudah dioperasikan, melajulah beberapa kendaraan bermotor, padahal sudah jelas tanda verboden kecuali bus transjakarta yang boleh melalui jalur tersebut. Walhasil polisi harus repot menilang mereka, bahkan sempat seorang pengendara sepeda motor dapat saja menyeret polisi ketika polisi memegang jaketnya. Masya Allah…
Beberapa waktu lalu, ketika seorang ibu yang menggandeng anaknya menyeberang jalan yang ramai, tiba-tiba mainan yang digenggam oleh si anak terlepas dan jatuh di jalan. Sang ibu berniat mengambil mainan tersebut namun dilarang oleh pengatur lalu lintas karena padatnya lalu lintas saat itu. Ibu dan anak itu akhirnya hanya memandang terpaku mainan itu terlindas kendaraan yang berlalu. Inna lillaahi…
Mungkin tak banyak yang memperhatikan ketiga kejadian itu. Bisa jadi ketiganya adalah sebagian kecil dari banyaknya kejadian yang memrihatinkan yang terjadi di sekitar kita. Bisa jadi semua kejadian yang memrihatinkan itu sama sekali tidak menjadi perhatian kita.
Siapa yang peduli seseorang yang kehausan lalu minum air genangan bekas hujan?
Siapa yang peduli orang yang melanggar lalu lintas bahkan hampir saja mencelakakan petugas?
Siapa pula yang peduli bahwa mainan yang dibeli sang ibu untuk anaknya mungkin saja adalah dari uang yang diperolehnya setelah menabung sekian lama, namun harus hancur seketika terlindas kendaraan?
Dan kita sama sekali tak bisa berbuat sesuatu untuk mereka, karena disibukkan oleh urusan kita sendiri…
[lesson on 01022007]
Masih pagi ini, di jalur busway yang sudah dioperasikan, melajulah beberapa kendaraan bermotor, padahal sudah jelas tanda verboden kecuali bus transjakarta yang boleh melalui jalur tersebut. Walhasil polisi harus repot menilang mereka, bahkan sempat seorang pengendara sepeda motor dapat saja menyeret polisi ketika polisi memegang jaketnya. Masya Allah…
Beberapa waktu lalu, ketika seorang ibu yang menggandeng anaknya menyeberang jalan yang ramai, tiba-tiba mainan yang digenggam oleh si anak terlepas dan jatuh di jalan. Sang ibu berniat mengambil mainan tersebut namun dilarang oleh pengatur lalu lintas karena padatnya lalu lintas saat itu. Ibu dan anak itu akhirnya hanya memandang terpaku mainan itu terlindas kendaraan yang berlalu. Inna lillaahi…
Mungkin tak banyak yang memperhatikan ketiga kejadian itu. Bisa jadi ketiganya adalah sebagian kecil dari banyaknya kejadian yang memrihatinkan yang terjadi di sekitar kita. Bisa jadi semua kejadian yang memrihatinkan itu sama sekali tidak menjadi perhatian kita.
Siapa yang peduli seseorang yang kehausan lalu minum air genangan bekas hujan?
Siapa yang peduli orang yang melanggar lalu lintas bahkan hampir saja mencelakakan petugas?
Siapa pula yang peduli bahwa mainan yang dibeli sang ibu untuk anaknya mungkin saja adalah dari uang yang diperolehnya setelah menabung sekian lama, namun harus hancur seketika terlindas kendaraan?
Dan kita sama sekali tak bisa berbuat sesuatu untuk mereka, karena disibukkan oleh urusan kita sendiri…
[lesson on 01022007]
Labels: lessons